Lompat ke isi utama

Berita

Baiman Fadhli Sosok Pemuda Yang Selalu Ingin Jadi Bermanfaat

Baiman Fadhli Sosok Pemuda Yang Selalu Ingin Jadi Bermanfaat
TAPAKTUAN –  Seperti hadits yang menyebutkan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Hal itu juga menjadi salah satu dorongan bagi Baiman Fadhli untuk menjadi seorang Advokat. Anak bungsu dari lima bersaudara ini merupakan pria kelahiran Air Berundang, 27 April 1983 dikenal handal dalam menangani perkara hukum. Seperti nama pemberian neneknya ‘Fadhli’ yang dipercayai memiliki arti sebuah amalan kebaikan, Baiman hingga kini mengaku masih terus berusaha menebar kebaikan dan menjadi seorang yang bermanfaat melalui profesi yang dijabatnya. Bahkan nama Fadhli juga dihadiahkan untuk kedua putranya, yaitu Abraham Fadhli dan Muhammad Arif Fadhli. Dari mendiang Ayahnya, Baiman belajar untuk menjadi seorang Advokat yang jujur dan istiqomah terhadap apa yang dipegang. Ayahnya berprofesi sebagai Jaksa di Kejaksaan Negeri Aceh Selatan, dari gaji Ayahnya yang tak seberapa, Baiman berhasil menyelesaikan Sarjana walaupun memakan waktu hingga 10 tahun lamanya dan berpindah berbagai universitas. Besarnya rasa cinta terhadap kedua orang tua, membuatnya tersadar untuk segera menyudahi kehidupan yang tidak menentu dengan mengutamakan untuk menyelesaikan pendidikan Sarjana. Walaupun di kala itu Baiman sudah menduduki berbagai posisi strategis, bahkan memimpin sebuah lembaga dan menjadi seorang deputi direktur. Ketika ia berada di posisi sebagai seorang deputi direktur, kala itu seorang teman datang ke ruangannya dan melemparkan skripsi ke mejanya. Kata yang masih terngiang-ngiang hingga saat ini, cerita Baiman adalah ucapan temannya waktu itu yang bisa merubah kehidupannya secara drastis. "Kau memang hebat, tapi Kau tidak hebat di mata orangtua mu. Satu hal yang ingin dibanggakan oleh orangtua Kita. Kita Sarjana, Bung,” ujar Baiman kepada anteroaceh.com, menirukan ucapan salah seorang temannya. Baiman mengaku, kata-kata itu  sangat membekas di hati dan pikirannya hingga akhirnya ia bertekad untuk mengambil sikap agar menyelesaikan pendidikan Sarjananya. Tekad itu semakin membara ketika mendapatkan dukungan dari Gurunya, Wahyu Waly. “Kalau Kau jadi Advokat, Kau akan jadi manusia yang paling beruntung dan bermanfaat bagi orang lain,” kata Baiman lagi, kali ini menirukan kata-kata Gurunya yang juga merupakan seorang Advokat. Ada satu momen indah bersama orangtuanya yang masih dikenang sampai sekarang, yaitu ketika Baiman pulang ke rumah membawa ijazah Sarjana. “Ayah saya menunggu di depan pintu. Dia bangun ketika melihat saya turun dari mobil. Kemudian saya kasih map ijazah saya dan mengungkapkan saya. sudah Sarjana, dan beliau menggendong saya dan memperlihatkan saya di depan ibu saya. Itu adalah momen penting dalam kehidupan saya,” kenang Baiman dengan suara yang terdengar bergetar. Tak lama setelah itu, ia juga kembali menemui gurunya. Beruntungnya lagi, Baiman juga lulus dalam ujian Advokat dan pertama kali diizinkan mengenakan toga Advokat. Sejak tahun 2008-2015 Baiman menempuh ilmu Advokat dari gurunya di Kantor Hukum Wahyu Wali & Patners. Ia di didik keras mulai dari bawah, menjadi seorang pekerja di dapur, memasak, dan kegiatan bersih-bersih lainnya hingga akhirnya diangkat menjadi asisten advokat. Baiman Fadhli menjadi salah satu murid kesayangan dan kebanggaan, Wahyu Waly. “Pak Wahyu secara teknis mengajarkan saya bagaimana menjadi orang baik, dunia kampus mengajarkan saya dinamika sosial dan orang tua saya mengajarkan bagaimana sesungguhnya kehidupan di dunia ini,” ungkapnya. Barulah pada tahun 2015-2017, Baiman mendirikan kantor Advokat bernama Kantor Hukum Baiman Fadhli, S.H & Rekan. Namun di tahun 2018, Baiman mengambil cuti beracara karena menjabat sebagai Ketua Panwaslih Aceh Selatan. Saat ini, ia juga sedang menyelesaikan Pendidikan Magister Hukum di Universitas Abulytama, di Banda Aceh. Pencetus Media Ngopi  Selama menjabat sebagai Ketua Panwaslih Aceh Selatan, pada bulan Oktober 2020, Baiman mendirikan media Ngobrol Pemilu Indonesia (NgoPI) di pojok belakang kantor Panwaslih setempat yang didesain sekian rupa. NgoPI terinspirasi dari suguhan kopi yang diterimanya setiap pagi di kantor. Media ini terbuka untuk masyarakat terutama bagi kaum muda mudi untuk berdiskusi seputar pemilu. Isu yang diangkat juga terkait dengan Poleksosbudhankam yaitu tentang politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamananan. Tetapi,menurut Baiman, NgoPI tidak berfokus kepada nilai strategis pertahanan keamanan, karena itu sudah menjadi lini TNI/Polri. NgoPI juga dibuat sebagai bentuk iktiar Baiman dalam memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. Menurutnya, politik bukan hanya dibicarakan pada kontestasi saja namun juga perlu dipahami sebagai sebuah mekanisme bagaimana kita bertahan hidup, menjalani hidup, bersistem, berdemokrasi tentunya dalam sebuah bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Semangat itu, kata Baiman, bukan hanya ketika ia berada di Panwaslu, namun sebagai seorang advokat yang sebelumnya juga menentang keras adanya proses perpolitikan transaksional. “Ketika saya sudah di sini, saya tidak melakukan apa-apa, maka saya lebih buruk dari apa yang pernah saya ucapkan. Alhamdulillah media NgoPI ini disambut baik oleh masyarakat Aceh Selatan,” terangnya. Bahkan, branding NgoPI berhasil meraih apresiasi juara dua nasional dalam bentuk karya tulis ilmiah di tingkat Sekolah Kader Pengawas Partisipatif (SKPP), yaitu sekolah yang dibentuk oleh Pusdiklat Bawaslu RI. Gampong Demokrasi  Dari media NgoPI, pemuda berusia 40 tahun ini kembali membuka forum yang lebih luas dengan membentuk Gampong Demokrasi yang melibatkan berbagai stakeholder. Forum ini selaras dengan implementasi dari program strategis Bawaslu membentuk Desa Anti Politik Uang (APU). Gampong Demokrasi pertama dIcanangkan  di Gampong Ujong Batee, Kecamatan Pasie Raja, Aceh Selatan. Kegiatan dilakukan persis seperti kegiatan pendampingan LSM, namun tidak intenst mengingat masyarakat yang masih lemah pengethauan, sumber daya manusia maupun ekonomi. “Kegiatan Kampung deomokrasi juga selaras dengan kegiatan bawaslu, yaitu pengawasan partisipatif dalam rangka membentuk desa-desa anti politik uang melalui mekanisme forum warga. Bagaimana nantinya saat pemilu masyarakat tidak melihat sosok yang dipilih itu hanya semata-mata karena uang,” ujar Baiman. Dengan adanya Gampong Demokrasi, diharapkan menjadi media bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan politik demokrasi dan lahirnya sumber daya yang berintegritas. Hasilnya, Baiman mengaku di Gampong tersebut masyarakat sudah berani menyuarakan politik tanpa uang. Saat ini, Baiman Fadhli mengaku tidak ada kesibukan lain selain fokus dengan kegiatannya di Panwaslih Aceh Selatan. Semangat mudanya untuk terus menjadi sosok bermanfaat bagi orang lain masih terasa sangat kental. “Minimal buah tangan, buah pikiran ini dapat bermanfaat kepada anak saya, dan anak-anak bangsa yang ada di Aceh Selatan ini tentunya,”pungkas Baiman Fadhli. Sumber : https://anteroaceh.com/news/baiman-fadhli-sosok-pemuda-yang-selalu-ingin-jadi-bermanfaat/index.html