Grand Opening Jambo NgoPI, Baiman Fadhli Persembahkan "NgoPI Bercangkir Demokrasi"

Tapaktuan, -“Jambo NgoPI merupakan sebuah wadah untuk perkumpulan diskusi interaktif, bukan hanya sekedar ngomong-ngomong saja, tetapi melahirkan kreativitas dalam bentuk rekomendasi-rekomendasi positif” hal ini disampaikan Kordiv Pengawasan dan Hubal Panwaslih Aceh Marini pada acara Grand Opening Jambo NgoPI Panwaslih Aceh Selatan, Rabu malam (17/2/2021).

Kegiatan yang berlangsung dilingkungan Sekretariat Panwaslih Aceh Selatan tersebut disambut meriah oleh para tamu undangan dengan musikalisasi dan ngopi bareng sambi menikmati suasana malam di Jambo NgoPI.

Ida Ema Afliza dalam sambutannya menyampaikan Jambo NgoPI dapat dipergunakan untuk kepentingan publik dalam mendiskusikan segala hal seputar demokrasi dan pemilu, hal tersebut sebagai bentuk nyata Panwaslih Aceh Selatan berinovasi dalam meningkatkan partisipasi dari semua sahabat Bawaslu serta masyarakat dalam mewujudkan demokrasi yang lebih baik. Dia juga menyebutkan, kegigihan Ketua Panwaslih Aceh Selatan dalam mewujudkan Jambo NgoPI sebagai sarana interaktif antar Panwaslih dengan masyarakat. “Jambo NgoPI ini tentu saja tidak ada jika tanpa adanya gagasan dan kegigihan ketua Panwaslih Aceh Selatan kami ini. Disamping itu para staf kami, SKPP dan tim kreator yang telah bahu-membahu mewujudkan Jambo NgoPI ini juga menjadi peran penting, oleh karenanya saya mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga” ungkap Koordinator Panwaslih Aceh Selatan yang akrab disapa dengan Umi ini”.

Di akhir acara, setelah Marini secara simbolis meresmikan Jambo NgoPI Panwaslih Aceh Selatan, Baiman Fadhli mempersembahkan karyanya dalam puisi berjudul “NgoPI Bercangkir Demokrasi”. Dirinya menyebutkan puisi tersebut adalah rangkuman dari segala ide Jambo NgoPI, dimana setiap siapapun yang membaca puisi tersebut akan selalu mengenal Jambo NgoPI Panwaslih Aceh Selatan.[HPAS]

NgoPI Bercangkir Demokrasi

Karya: Baiman Fadhli

 Aku ingin katakan... Demokrasi tak boleh berakhir sebagai anarki Juga tiada arti bila dibakar dalam bentuk diksi Demokrasi mesti tumbuh, menjadi alamat berteduh Menjelma menjadi ruh agar pertiwi ini tidak layu dan tidak lumpuh Aku ingin katakan lagi... Kebebasan itu mesti mekar di tanah Pertiwi, Harum menyusuri hak-hak jiwa yang terkurung jeruji Laksana melati semerbak wangi, lalu menyatu dalam NgoPI bercangkir demokrasi Kembali aku katakan lagi... Demokrasi pantas menjadi pijar matahari Menerangi para pengabdi negeri Menerangi cita-cita anak negeri Menerangi cita-cita ibu pertiwi Oh... Tuhan... Sembuhkanlah mereka yang terluka Berilah mereka bahagia Berilah mereka tawa, sembuhkanlah duka lara mereka Jalan kami mungkin bisa saja berbeda Tuhan, Namun hak-hak kami semestinya sama. Sudahlah.. Jangan katakan lagi demokrasi itu sebatas misteri Jangan, jangan... ku harapkan jangan lagi, Sejak saat ini, sejak detik ini, haruslah ia diakui telah lahir dari mereka yang memilih mati Dibawah temaram ini Kita gepalkan tangan ikrarkan janji wujudkan demokrasi, wujudkan demokrasi maju sebagai sumpah setia untuk negeri ini.